Operator telepon seluler (ponsel) terus berusaha mencari
peluang bisnis baru demi memacu pendapatannya. Selain dari layanan suara, SMS,
dan data, kini para operator ingin membidik penghasilan dari bisnis mobile
advertising, alias bisnis iklan via ponsel.
Tiga operator besar sekarang merambah bisnis ini. Setelah
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Indosat Tbk, PT XL Axiata Tbk siap
masuk untuk menekuni bisnis ini. XL masih menyiapkan layanan bisnis mobile
advertising dan berniat meluncurkan layanan tersebut tahun 2011 ini. XL
menggandeng satu mitra penyedia aplikasi mobile advertising untuk menggarap
pasar bisnis ini. XL juga akan menyisihkan sepertiga dari belanja modal alias
capital expenditure (capex) untuk mengembangkan layanan data dan mobile advertising.
Sebagai catatan, tahun ini XL menargetkan pendapatan
sekitar Rp 19,36 triliun. Alhasil, hitung punya hitung, XL membidik pendapatan
Rp 3,48 triliun-Rp 3,87 triliun dari bisnis VAS dan data. Potensi menggiurkan
mobile advertising adalah layanan yang menjadikan ponsel sebagai media beriklan
atau menjajakan produk para produsen. Bisnis layanan ini melibatkan banyak
pihak, yakni produsen, biro iklan, dan operator.
Telkomsel dan Indosat yang sudah lebih dulu masuk bisnis
mobile advertising berupaya mengail pendapatan besar dari bisnis ini.
Telkomsel, misalnya, meluncurkan layanan mobile advertising lewat SMS 2.0 Live
dan Mobile Coupon. Menurut Nyoto Priono, Wakil Presiden Mobile Advertising
Telkomsel, layanan ini berbeda dengan SMS premium yang mewajibkan pelanggan
mendaftarkan diri lebih dulu. Di mobile advertising, pelanggan otomatis
menerima Wan saat mengirim SMS.
Telkomsel optimistis dalam lima tahun ke depan bisa
meraup pendapatan Rp 2,5 triliun dari bisnis ini. Saat ini Telkomsel sudah
menggaet lebih dari 60 mitra untuk mengembangkan aplikasi ini.
Kendati masih baru, menurut Nyoto, prospek bisnis mobile
advertising memang menggiurkan. Saat ini saja, sekitar 180 juta orang tercatat
sebagai pelanggan ponsel. Sebagai gambaran, proyeksi total belanja iklan tahun
ini sekitar Rp 56 triliun. Nah, selama ini sebagian besar iklan tersebut masih
terpajang di TV dan media cetak. Tren media beriklan ini akan bergeser seiring
penggunaan telepon seluler.
Sumber : http://tekno.kompas.com/read/2011/05/25/19091469/Bisnis.lklan.Via.Ponsel.Mulai.Diperebutkan
No comments:
Post a Comment