Thursday, September 29, 2011

Belajar Hidup dari Film "A Barefoot Dream" di Korean Film Festival

From Zero to Hero - Ketika impian menjadi kenyataan…
 

Itulah kata-kata yang paling saya sukai dalam perjuanganhidup. Kalimat tersebut sangat menyentuh perasaan saya ketika kemarin sayabersama teman-teman saya datang ke Gandaria City dan nonton film A BarefootDream di Cinema XXI. Ternyata film tersebut merupakan salah satu film yangmerupakan kisah nyata tentang impian yang terwujud serta perjuangan yang harusdilalui. Film ini juga memperlihatkan betapa dekat hubungan baik antara Negara Indonesiadengan Korea.


Sebenarnya di Cinema XXI Gandaria City Mall ini adabeberapa film yang akan ditampilkan, mulai dari film yang berjudul The Swordwith no name; Detective K; A Barefoot Dream; Harmony; The Good, The Bad, TheWeird; 71 into the fire; Finding Mr.Destiny. Namun, kemarin hari kamis, Cuma ada2 film yang lagi ditayangin, yaitu film A Barefoot Dream dan Harmony. Film ABarefoot Dream mulainya dari jam 4 sore, sedangkan film Harmony mulainya darijam 7 malam.

 

 




Walaupun harus antri dan menunggu lama, tetapi saya puasketika saya bersama teman-teman bisa nonton film tersebut sambil terharu. Dalamfilm A Barefoot Dream, dikisahkan ada seorang pria bernama Mr. Kim yangmerupakan seorang pemain sepakbola di Negara asalnya, yaitu Korea Selatan. Kimbermain sepakbola sudah lama, sejak tahun 1980an, kemudian sekarang dia sudah pensiun. 

 



Di masa pensiunnya, Kim memilih untuk datang ke TimorLeste. Sayangnya niat Kim ini dinilai aneh oleh keluarganya, mengapa ia maudatang ke Timor Leste? Padahal di waktu itu kondisi di Timor Leste berbahayadan masih rawan konflik setelah lepas dari wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Tapi Kim tetap ingin datang Ke Timor Leste. Ketikasampai, Kim sempat berkunjung ke Kedutaan Besar Korea Selatan. Namun pihakKedutaan malah menganjurkan Kim untuk pulang kembali ke Seoul, Korea Selatankarena kondisi di Timor Leste masih kurang stabil pasca konflik. Kim kemudianpergi menuju Bandara untuk pulang ke kampung halamannya.

Selama perjalanan menuju bandara, Kim sempat melihat adaanak - anak Timor Leste yang sedang bermain sepakbola. Kim yang pernah menjadipemain sepakbola pun merasa terpanggil. Akhirnya Kim nggak jadi pulang keKorea, malahan Kim ingin membuat usaha dengan membangun sebuah toko olahraga. Diapikir potensi olahraga di Timor Leste lumayan bagus.


Ternyata Kim salah, toko usaha miliknya sepi sekali. MasyarakatTimor Leste lebih memilih membeli makanan dibandingkan dengan peralatanolahraga. Walaupun begitu, Kim nggak putus asa, ia pun memberikan sepatu bolakepada anak-anak Timor Leste dengan cicilan 1 dolar per hari. 

Pada awalnya,anak-anak tersebut mudah membayarnya, namun beberapa hari kemudian, anak-anaktersebut mengembalikan sepatu bolanya karena mereka takut membuat orangtuamereka terbebani dengan membeli sepatu bola tersebut. Bahkan usaha Kim ini tidakdisukai oleh beberapa pemuda Timor Leste karena mereka menganggap Kim melakukanpemerasan kepada anak-anak tersebut.


Akhirnya Kim lebih memilih untuk melatih anak-anaktersebut, sepatu bolanya pun diberikan kepada mereka. Kim membentuk sebuah timsepakbola dengan anggota anak-anak. Ia pun ditantang oleh tim sepakbola laindengan anggota berusia 17 tahun keatas. Karena ketidakseimbangan tersebut, Kimkalah dan ia harus membayar kekalahan tersebut dengan 2 ekor babi.


Kim ingin balas dendam kepada mereka. Ia pun melatihdengan lebih baik lagi kepada anak-anak didiknya. Kemudian kim menantang merekauntuk bertanding sekali lagi. Di pertemuan yang kedua ini, Kim dan timnyaberhasil menang dari mereka. Kim pun dapat bangga dengan potensi anak didiknya.Ia ingin agar timnya dapat mengikuti sebuah turnamen yang sedang diadakan diJepang.


Sayangnya, masalah keuangan membuat tim tersebut memilikikendala yang cukup berat. Kim dan timnya mencari dana untuk pergi ke Jepang,tapi ketika lagi mencari dana, tiba-tiba terjadi kerusuhan di Timor Leste.Pihak Kedutaan Besar menyuruh Kim untuk pulang ke kampung halamannya sampaikondisi di Timor Leste stabil.

Kemudian Kim terpaksa untuk kembali pulang ke kampunghalamannya. Namun ketika berada di Bandara, Kim mendapat kabar bahwa salah satuanak didiknya ditangkap karena mencuri. Kemudian Kim kembali membatalkan niatnyauntuk pulang, ia bersikeras untuk berada di Timor Leste. Kim memberikan uangkepada korban pencurian tersebut dan ia memohon agar anak tuntutan terhadap didiknyatersebut dibatalkan.

Setelah itu, seluruh anak didiknya berkumpul. Mereka memohonkepada Kim agar tetap bersama mereka dan melatihnya. Di sini perasaan sayakembali luluh, gimana nggak? Coba aja kita bayangin dan kalo mau nonton sendiriperjuangan mereka ditambah banyaknya masalah yang menghadang. Hingga akhirnyamereka mendapatkan dana dari sponsor untuk berangkat ke Jepang.

Trailer Youtube 

Dengan perasaan senang dan bersyukur, Kim dan timnyadapat pergi ke Jepang. Mereka mengikuti turnamen tersebut. Kini kemampuanmereka harus dipertunjukkan kepada dunia dan mereka harus sungguh-sungguhbermain sepakbola demi perjuangan mereka selama ini.



A Barefoot Dream islesson for our life. No matter how many trouble in front of us, but we mustwalk through it. The important thing is don't stop believing our hopes anddreams. There can be miracles, when you believe. Though hope frail. Who knowswhat miracles we can achieve. When you believe, somehow you will get themiracles. Don't stop believing.


Sumber gambar :
 



No comments:

Post a Comment